MENYIKAPI HARTA / MATERI DALAM ISLAM

ari zaid
0

Harta merupakan cobaan bagi pemiliknya, jika harta digunakan dengan baik maka harta bisa bermanfaat baginya, sebaliknya kalau harta dikelola secara salah maka akan mencelakakannya. Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (
israf), boros (tabzir) dalam membelanjakan harta, pamer (riya’), sum’ah (ingin didengar orang lain), sombong (takabur), dan dengki (hasad) yang dapat menimbulkan (hasud) mengajak orang lain untuk ikut membenci.

Tabzir (boros) adalah perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya atau mengeluarkan harta tidak haq. Seseorang yang memiliki sifat tabdzir termasuk juga dalam golongan orang-orang yang disebut berperilaku israf. Seseorang yang memiliki perilaku Israf (melampaui batas) adalah seseorang yang apabila ia membelanjakan harta melewati batas kepatutan menurut ajaran Islam, dan tidak ada nilai manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun akhirat. melakukan dan memperlihatkan amal ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.

Salah satu sebab seseorang memiliki perilaku tabdzir dan israf adalah karena memiliki sifat Sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan. Sifat yang serupa tapi tak sama dengan sum’ah disebut dengan riya’ (ingin dilihat oleh orang lain). Semua itu berawal dari adanya sifat ujub (berbangga diri / takjub terhadap diri sendiri) yang dapat menimbulkan sikap Takabur, yaitu sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih hebat dibanding orang lain. Para ulama mengartikan takabbur (sombong) yaitu orang-orang yang apabila diingatkan akan kebenaran dan kebaikan, maka dia menolak, dan takabur (sombong) adalah seseorang yang merendahkan orang lain. Sikap-sikap yang demikian akan memunculkan sikap hasad yaitu sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut yang kemudian dapat menimbulkan sifat hasud, yaitu mengajak orang lain untuk membenci orang lain.

Ketahuilah, syarat diterimanya amal ada tiga:

1.      Beramal dengan landasan ilmu,

2.      Berniat ikhlas karena Allah Swt.,

3.      Melakukan dengan sabar dan ikhlas.

Benteng amal itu ada tiga, yaitu

1.      Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah Swt.,

2.      Berniat meraih ridha Allah Swt. agar dapat mengalahkan hawa nafsu,

3.      Berharap pahala dari Allah Swt. dengan menghilangkan riya’ dan sum’ah.


Sifat hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, hasad dapat dihindari dengan menerapkan sifat rendah hati (tawadhu’) dan menyadari bahwa ikhlas dalam beramal, yaitu hanya mengharap ridha Allah Swt dan sadar akan tujuan hidup kita.


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)