Syahadat merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam. Kata “syahadat” berasal dari bahasa Arab yang berarti persaksian. Dalam Islam, syahadat disebut juga syahadatain, yaitu dua persaksian: pertama, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (tauhid), dan kedua, bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah (risalah).
Kesaksian Sejak Azali dalam Al-Qur'an
Makna syahadat sejatinya sudah tertanam dalam fitrah manusia. Hal ini ditegaskan dalam Surat Al-A’raf ayat 172:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka, dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’...” (QS Al-A'raf: 172)
Ayat ini menunjukkan bahwa pengakuan terhadap keesaan Allah sudah ditanamkan sebelum manusia lahir ke dunia. Oleh karena itu, syahadat bukan sekadar kalimat di lisan, melainkan bukti pengakuan terdalam dalam jiwa manusia.
Syahadat: Inti Keimanan
Mengucapkan syahadat berarti mengakui:
-
Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
-
Nabi Muhammad Saw. adalah utusan-Nya, dan mengikuti ajarannya adalah bagian dari kesempurnaan iman.
Rasulullah Saw. bukanlah manusia biasa. Beliau disebut dalam kitab-kitab dan dikenal dalam Islam sebagai “basyarun laa kal basyar” yang berarti “manusia yang tidak seperti manusia”. Keistimewaan Rasulullah menunjukkan kedudukan beliau yang sangat mulia di sisi Allah.
Delapan Keistimewaan Nabi Muhammad Saw.
Berikut beberapa keistimewaan yang diberikan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw.:
-
Keringatnya beraroma minyak wangi.
-
Ludahnya menjadi obat.
-
Tidak memiliki bayangan.
-
Tidurnya hanya tidur mata (hatinya tetap terjaga).
-
Tidak pernah menguap.
-
Bisa melihat ke belakang tanpa menoleh.
-
Mendengar dan melihat langit mengeluh karena beratnya beban makhluk.
-
Tidak pernah mengalami mimpi basah (ihtilam).
Keistimewaan ini bukanlah sekadar mukjizat, melainkan bukti bahwa beliau adalah manusia pilihan, panutan sepanjang zaman.
Penutup
Syahadat adalah awal dari segalanya—tanda bahwa seseorang telah masuk ke dalam Islam dan memulai perjalanan spiritualnya. Bukan hanya ucapan, syahadat harus dibuktikan dengan keimanan dan amal perbuatan yang mencerminkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai penguatan, Anda dapat membaca artikel terkait tentang Keistimewaan Nama-nama Allah (Asmaul Husna) dan Kisah Nabi Muhammad dalam Membangun Masyarakat Madinah yang juga menjelaskan peran besar Rasulullah dalam sejarah Islam.
img: https://ummetro.ac.id |