Tanda Hati yang Mati dan Ciri-Ciri Mahabbah kepada Allah Swt.
Tanda-Tanda Matinya Hati
Dalam Islam, hati merupakan pusat dari kesadaran, keimanan, dan spiritualitas. Jika hati sudah mati, maka seseorang kehilangan rasa peka terhadap dosa maupun amal baik. Beberapa tanda hati yang mati antara lain:
-
Tidak merasa bersalah saat melakukan dosa atau meninggalkan ibadah.
-
Mengabaikan perbuatan baik, termasuk ibadah sunnah yang dianjurkan.
-
Kurang bertafakkur, yaitu tidak merenungi kebesaran Allah, penciptaan alam, atau nasib akhirat.
-
Shalat tanpa hati, yaitu raga mengerjakan shalat, namun hati tidak ikut hadir dan khusyuk.
Hati yang hidup akan merasa gelisah ketika jauh dari Allah Swt., dan merasa tenteram saat dekat dengan-Nya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga hati tetap hidup dengan tafakkur, dzikir, dan cinta kepada Allah.
Ciri-Ciri Mahabbah (Cinta kepada Allah Swt.)
Mahabbah atau cinta kepada Allah bukan sekadar perasaan, melainkan keadaan spiritual yang tercermin dalam sikap dan ibadah seseorang. Berikut beberapa ciri mahabbah yang sejati:
-
Hanya Allah yang patut dipuji, bukan makhluk atau dunia.
-
Tidak berprasangka buruk (su’udzon) kepada Allah, meskipun sedang diuji.
-
Menyadari bahwa ibadah kita belum sebanding dengan nikmat Allah yang tak terhitung.
-
Tidak mengeluh dalam beribadah, melainkan menjalankannya dengan ikhlas dan syukur.
-
Takut jika berpaling dari Allah Swt., karena khawatir kehilangan iman, Islam, dan hidayah.
-
Merasa sangat membutuhkan Allah Swt. dalam segala keadaan, yang ditunjukkan dengan doa yang terus-menerus.
Menjaga Hati Tetap Hidup
Agar hati tidak mati, perbanyak:
-
Tafakkur
-
Dzikir
-
Doa
-
Ibadah dengan hati
Menghidupkan hati adalah tugas seumur hidup seorang Muslim agar tetap berada dalam naungan rahmat dan hidayah-Nya.
![]() |
img: rumahzakat.org |