Khutbah Jum'at Tema Menyambut Ramadhan

ari zaid
0

 

src: https://awsimages.detik.net.id/

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِيْ السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا،

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم،أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَ قَالَ عَيْضً:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

وَ قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْي.

Alhamdulillaah, alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah Swt. tiada henti. Atas segala nikmat dan karunia Allah Swt. yang tiada mungkin kita hitung banyaknya. Shalawat dan salam tak lupa selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi agung nan mulia, uswah hasanah, sebaik-baik teladan, pembawa risalah kebenaran, Nabiyullah Muhammad Saw. beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya yang setia istiqomah mengikuti sunnah-sunnahnya...

Hadrin jama’ah yang mudah-mudahan dirahmati Allah Swt...

Belum lama ini kita baru saja melewati momen serta sejarah yang berharga nan mulia, yaitu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dan sebentar lagi kita pun akan sampai kepada momen serta masa dan waktu nan mulia, yaitu bulan suci Ramadhan, mudah-mudahan Allah sampaikan kita kepada bulan suci nan mulia untuk bersama-sama meraih ampunan dan kemuliaan dengan beramal shalih pada bulin suci Ramadhan. Amiin aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin..

Pada kedua momen tersebut setidaknya kita dapat mengambil 3 hikmah yang dapat kita ilhami Bersama, yaitu yang pertama adalah ….

1.    Nilai-nilai keimanan dan ketaatan

Peristiwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang menguji keimanan seorang muslim sebagaimana telah diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw telah diperjalankan oleh Allah Swt dari Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsa kemudian Allah Mi’raj kan ke Sidratil Muntaha dalam waktu hanya Sebagian malam saja, bukan semalam penuh. Tentu bila kita gunakan akal, hal tersebut tidak akan dapat kita terima, namun bila kita gunakan iman tentu hal tersebut akan sangat memungkinkan terjadi. Karena Allah Swt memiliki kuasa dan kehendak atas segala sesuatunya dan al-Quran telah menjelaskan sejelas-jelasnya.

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Dan surat An-Najm:

فَاَوْحٰىٓ اِلٰى عَبْدِهٖ مَآ اَوْحٰىۗ ١٠ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَاٰى ١١ اَفَتُمٰرُوْنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى ١٢ وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى ١٤ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ ١٥ اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ ١٦ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى ١٧ لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى ١٨

10.  Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. 11.  Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. 12.  Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? 13.  Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, 14.  (yaitu) di Sidratul Muntaha, 15.  di dekatnya ada surga tempat tinggal, 16.  (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, 17.  penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. 18.  Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.         

 

Begitupun ibadah-ibadah yang ada pada bulan suci Ramadhan, terutama puasa. Puasa itu adalah ibadah yang membutuhkan tingkat keimanan yang tidak sedikit. Puasa adalah ibadah yang hanya dapat dinilai oleh Allah Swt. Tidak ada yang mengetahui bahwa seseorang itu puasa atau tidak, dan lagi tidak juga ada yang mengetahui puasa itu diterima Allah Swt. Meski secara fiqih, selama rukun dan syarat sah suatu ibadah itu terpenuhi, maka InsyaaAllah ibadah itu diterima, namun lain halnya dengan ibadah puasa, hanya Allah yang dapat mengetahui dan menilai tentang bagaimana kualitas puasa seseorang, oleh karenanya Allah juga mengatakan bahwa Allah langsung yang akan membalasnya,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla telah berfirman; 'Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.'

Semua itu tak lain dan tak bukan merupakan sebuah bukti bahwa peristiwa Isra mi’raj dan amalan-amalan yang ada di bulan Ramadhan yaitu puasa dan lainnya dapat di ilhami, diambil hikmahnya melainkan dengan keimanan.

Selain daripada keimanan, dalam peristiwa Isra’ mi’raj juga terdapat nilai-nilai ketaatan dimana seperti yang kita ketahui bahwa Allah secara langsung memberikan perintah untuk menunaikan ibadah Shalat lima waktu setiap harinya. Kita sebagai hamba tentu sudah sepatutnya untuk sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Begitupun tentu dalam bulan Ramadhan, banyak sekali nilai-nilai ketaatan didalamnya, mulai dari shalat, puasa, menghidupkan malam, sahur, dan sebagainya.

Allah Swt berfirman

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Rasulullah Saw pun bersabda

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya". H.R. Bukhari 1768

 

 Hamba-hamba yang tidak mengilhami nilai-nilai keimanan dan ketaatan tentu akan sangat kesulitan dalam menunaikannya, namun lain halnya dengan hamba-hamba yang memiliki nilai keimanan dan ketaatan yang kuat, tentu akan melaksanakan dengan penuh semangat dan suka cita.


Hadirin siding jum’at yang InsyaaAllah dirahmati Allah Swt. Selain dari nilai keimanan dan ketaatan, peristiwa isra mi’raj juga memiliki makna:

2.    Cinta Rasulullah Saw. dan memperlakukan dengan baik orang yang kita cintai. …………. Dalam peristiwa Isra mi’raj terdapat Nilai-nilai ibadah horizontal (hablum minannaas) dan nilai-nilai ibadah vertikal (hablum minallaah) dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Peristiwa Isra mi’raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad Saw dari masjidil haram menuju masjidil Aqsa yang dianalogikan hubungan kita secara horizontal kepada sesame manusia. Dan mi’raj Nabi Muhammad Saw menuju sidratul muntaha berkomunikasi dan bertemu langsung kepada Allah Swt yang dianalogikan dengan hubungan kita secara vertikan kepada Allah Swt.

Dalam bulan suci Ramdhan-pun demikian, terbuka berbagai ladang amal kita yang bersifat langsung kepada Allah Swt, maupun kepada sesame manusia, contohnya adalah berbagi makan berbuka puasa dan sahur, shalat tarawih berjama’ah, zakat dan penyalurannya, semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan hubungan kita kepada Allah Swt dan kepada sesame manusia. Hablum minallah dan hablum minannaas.

Nishfu sya’ban

Selain peristiwa Isra mi’raj, perisitiwa yang baru kita lalui yang tentunya menjadi pelajaran dan persiapan kita menyambut bulan suci Ramadhan, yaitu malam nishfu sya’ban. Malam nishfu sya’ban memiliki keutamaan didalamnya, yaitu tertkabulnya segala hajat, terbukanya pintu maghfirah, dan terbukanya pintu-pintu keberkahan. Rasulullah saw bersabda

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْر

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila malam nisfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar. " H.R. Ibnu Majah 1378

 

Bulan Ramdhanpun demikian, pintu ampunan Allah Swt terbuka seluas-luasnya bagi orang yang beriman dan bertakwa dengan sebenar-benarnya. Pintu keberkahan Allah Swt. Terbuka seluas-luasnya. Siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap kepada Allah Swt, maka Allah akan mengampuni, siapa yang shalat malam Allah ampuni, siapa yang memberi makanan berbuka dan bersedekah Allah tambahkan, itulah yang dinamakan berkah, yaitu bertambahnya segala daya menuju ketaatan, iman dan takwa kepada Allah Swt yang bermuara kepada ridha Allah Swt.

Lalu bagaimana cara meningkatkan keimanan? Tiada lain tiada bukan yaitu dengan belajar, beribadah, dan bermuamalah. Belajar adalah menambah pengetahuan, wawasan, keterampilan serta pengalaman kita dalam berbagai hal karena perintah Allah Swt bahwa kita diciptakan didunia ini sebagai khalifah pemimpin dan menebar manfaat sebanyak-banyaknya.

Beribadah adalah membangun komunikasi dan hubungan kita dengan Allah Swt dengan senantiasa melakukan ibadah-ibadah (ta’abudi) penghambaan yaitu shalat, puasa, baca quran, berdzikir, berdoa, zakat, haji, dsb.

Serta bermuamalah yaitu membangun komunikasi dengan sesama manusia, dengan lingkungan sekitar, menjadi peribadi yang bermanfaat dan menyenangkan, menjadi pribadi yang solutif dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

 

Semoga Allah Swt mengampuni dan membimbing kita semua untuk senantiasa mendapatkan ridha Allah Swt.

بَارَكَ اللّٰهُ لِى وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِىّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزِّنَا، وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)