MENGHINDARI MARAH (GHADAB), MEMBIASAKAN KONTROL DIRI (MUJAHADAH AN-NAFS), DAN BERANI MEMBELA KEBENARAN (SYAJA’AH)

ari zaid
0

Temperamental atau sifat mudah marah dalam bahasa Arab berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhibayaghdhibughadhaban. Menurut istilah, ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah karena tidak senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain. Lawan kata dari sifat ghadhab adalah ridha atau menerima dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat marah. Pemicu atau penyebab sifat temperamental (ghadhab) adalah faktor fisik (kelelahan, kekurangan zat asam dalam tubuh, hormon kelamin/pre menstrual syndrome) dan faktor psikis (ujub, perdebatan atau perselisihan, senda gurau yang berlebihan, ucapan keji yang tidak sopan dan bibit permusuhan dengan orang lain). Macam-macam sifat ghadhab yaitu 

a. Ifrath (marah dengan cara cuek atau mendiamkan) 

b. Tafrith (Marah yang menggebu-gebu)

c. I’tidal (marah yang tertahan / menahan amarah)

Kontrol diri dalam Islam disebut dengan mujahaddah an-nafs. Secara bahasa mujahaddah an-nafs terdiri dari dua kata yaitu mujahaddah yang berarti bersungguh-sungguh, dan an-nafs yang berarti jiwa, nafsu atau diri. Sehingga pengertian dari mujahadddah an-nafs atau kontrol diri adalah upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri atau menahan nafsu yang melanggar hukum-hukum Allah Swt. Lawan kata dari mujahaddah an-nafs atau kontrol diri adalah ittiba’ul hawa atau mengikuti hawa nafsu. Cara melakukan kontrol diri adalah dengan:

a.    Tadzakkur (mengingat Allah Swt dan mengingat hakikat diri, dari mana, ada di mana, dan mau kemana)

b.     Tafakkur (Memikirkan risiko dan akibat dari setiap perbuatan)

c. Tadarrus (senantiasa belajar, meningkatkan kompetensi, menambah wawasan, menambah keterampilan, focus pada kebisaan dan tujuan.)

d.     Tadabbur (merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam)

e.     Bersabar dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan

f.       Berdoa memohon perlindungan kepada Allah Swt

Berani dalam Islam sering disebut dengan istilah syaja’ah (شَجَاعَةٌ). Menurut bahasa syaja’ah berarti berani atau gagah. Sedangkan arti syaja’ah menurut istilah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela kebenaran dengan cara yang ksatria dan terpuji. Lawan kata dari syaja’ah adalah jubun (الجُبُنْ) yang artinya penakut, yaitu sifat yang cenderung lemah dan pengecut. Sedangkan apabila keberanian yang bersifat berlebihan dan cenderung keras kepala, keras hati dan membabi-buta maka disebut tahawwur (التَّحَوُّر) yang artinya nekat / ceroboh tidak memiliki pertimbangan dan strategi dalam berbagai hal.

Menanamkan keberanian, perlu kekuatan untuk mengawali dan pembiasaan agar menjadi karakter dalam diri. Adapun Langkah-langkah dalam menumbuhkan dan menanamkan keberanian dalam diri (شَجَاعَةٌ) adalah dengan cara:

a.    Meluruskan niat hanya untuk kebaikan dan kepentingan maslahat orang banyak, serta menaungi niat dengan unsur lillaahi ta’ala yang murni.

b.    Tadzakkur (mengingat Allah Swt dan mengingat hakikat diri, dari mana, ada di mana, dan mau kemana)

c.     Tafakkur (Memikirkan risiko dan akibat dari setiap perbuatan)

d. Tadarrus (senantiasa belajar, meningkatkan kompetensi, menambah wawasan, menambah keterampilan, focus pada kebisaan dan tujuan.

e. Tadabbur (merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam)

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)